Pagi ini entah apa yang kurasa,
tanpa sengaja ku teringat kamu yg jauh kutinggalkan. Aku selalu berkata ini
semua akan cepat berlalu. Aku selalu berkata aku pergi takkan lama. Aku pergi
mungkin membuatmu sakit. Aku selalu berkata satu atau dua kata agar membuatmu
percaya padaku ketika itu, walaupun aku yakin dalam hatimu engkau menjerit. Ingin
berkata tolong jangan pergi. Binar kaca-kaca selalu terlihat saat ku
melangkahkan kaki menjauh darimu. Berat memang sangat berat, aku juga merasakan.
Bagaimana tidak, air lembut menyeberang pipi. Hatiku pun perih, sangaaat perih.
Sesekali ku tengok kebelakang, setidaknya aku bisa lebih lama memandangimu,
lebih lama menatapmu, apalah dayaku semakin jauh langkahku, semakin jauh pula
pandanganku.
Hati ini ingin bertahan bukan
karna aku tega, namun aku tau diujung jalan sana aku akan menemukan kebahagiaan
untukmu, kebahagiaan untuk kita. Itu keyakinanku, itu tekadku. Baik- baik di
sana, kuatkan aku, doakan aku. Percayalah kasih, langkahku, doaku, harapanku,
adalah kebahagiaanmu yang ku perjuangkan.
Kita jalani saja cerita ini,
kelak kita akan duduk bersama, tertawa bersama, bercerita betapa hebatnya kita,
betapa kuatnya kita, betapa aku mempunyai orang yang begitu hebat dibelakangku.
Kelak nanti pula, aku akan bercerita, inilah kesuksesan yang dulu pernah
kuperjuangkan. Inilah impianku, melihat orang yang kusayang tersenyum lebar, bahagia
bersama.
Dan kelak aku akan menunjukkan jawaban
dari pertanyaanmu, “tanggal berapa”, “suk kapan”, seh suwe gak“. Dan kamu pun
berkata,
“kakak aku bahagia, terimakasih
atas semua yg tlah kau lakukan untukku, kakak, ibu, dan bapak.”