Rabu, 20 Januari 2016

ANALISIS GEGURITAN "API ABADI MRAPEN" KARYA R. TANTININGSIH

ANALISIS GEGURITAN "API ABADI MRAPEN" KARYA R. TANTININGSIH

A. GEGURITAN
Api Abadi Mrapen
(R. Tantiningsih)
Latu kuwi, tansah murub
Ora nggubris kiwa tengene
Nadyan digrujug tirta
Nadyan maruta padha teka
Nanging latu kuwi ora surut
Latu kuwi, tansah murub
Kaya latu kang ana jero ati
Angel dipateni lan angel diadhemake
Latu kuwi, tansan murub
Ing mrapen dununge
Ninggal sejarah
Kanggo anak putu
B. PEMBAHASAN
1. Arti Luas
Geguritan karya R. Tantiningsih yang berjudul Api Abadi Mrapen ini merupakan novel monolog menceritakan sebuah "benda", yang disebut dengan "latu". Menceritakan mengenai sebuah keadaan.
"latu" yang menyala, tidak memperhatikan keadaan sekitarnya, walaupun disiram air, walaupun
"maruta" berdatangan, tetapi "latu" tidak gentar.
"latu" yang menyala, seperti"latu" di dalam hati. Susah dimatikan, susah unttuk dibapuskan.
"latu" yang menyala, di MRAPEN tepatnya, meninggalkan sebuah sejrah, ditinggalkan untuk generasi penerus bangsa, untuk para punggawa bangsa.
2. Lapis bunyi
Pada geguritan karya R. Tantiningsih yang berjudul Api Abadi Mrapen, terlihat pada baris pertama disetiap baitnya. Kalimat "latu kuwi, tansah murub" selalu berulang hingga tiga kali. Kalimat tersebut memiliki arti yang sama, meskipun dikalimat selanjutnya disetiap barisnya memiliki arti yang berbeda.
3. Lapis Arti
Arti dari setiap bait pada geguritan berjudul Api Abadi Mrapen pada setiap baitnya berbeda-beda.
Pada bait pertama, menjelaskan inti ceritanya. Selanjutnya pada bait kedua, menjelaskan arti dengan membandingkan dengan sisi lain dari inti cerita tersebut. Pada bait ketiga, disitulah geguritan ini menjelaskan dengan bahasa yang lebih lugas, bahasa yang lebih jelas, dengan arti yang lebih menjurus.
4. Objek-objek
Objek yang ditunjukkan pada kata "latu", menjelaskan sebuah benda, yakni api. tirta, yang menjelaskan air, kemudian hati, bagaikan amarah. Latar pada geguritan tersebut menyebutkan sebuah tempat yakni mrapen, sebuah tempat di wilayah Kabupaten Grobogan. Yakni, sebuah tempat wisata api abadi mrapen. Tidak ada tokoh pasti yang dijelaskan, namun lebih ditunjukkan pada baris terakhir yakni "kanggo anak putu".